Sunday, October 9, 2011

Vantage Point

Film berdurasi 1 jam lebih ini mempunyai ide cerita yang sangat menarik. Satu peristiwa yang dilihat dari 8 sudut pandang orang yang berbeda dengan 6 kali flashback. Berlokasi di Salamanca, Spanyol, film ini bercerita tentang usaha pembunuhan presiden AS, Henry Ashton yang sedang menghadiri KTT di Spanyol.

Sudut pandang pertama dari pihak jurnalis senior, yang diperankan oleh Sigourney Weaver, dan para kru-nya yang sedang meliput KTT tersebut. Konflik terjadi saat presiden Ashton tertembak saat akan memberikan pidato. Kemudian dilanjutkan dengan bom yang terjadi di lokasi tersebut.

Sudut pandang orang-orang yang di ambil dalam film ini antara lain adalah pengawal presiden, Secret Service, Thomas Barnes (Dennis Quaid), seorang turis yang diperankan oleh Forest Whittaker, Presiden Henry Ashton, seorang polisi Spanyol (Eduardo Noriega), dan 3 orang pelaku penembakan dan pemboman.

Setelah melihat dari beberapa sudut pandang lain, diketahui bahwa ternyata yang tertembak di podium itu bukanlah presiden yang asli, namun seorang “double” yang disiapkan karena ancaman pembunuhan yang diterima pihak kepresidenan. Hal lain yang tidak kalah mengejutkan adalah bahwa ternyata salah satu pengawal Secret Secrvice, Kent Taylor (Matthew Fox) merupakan salah satu dari kawanan teroris. Presiden yang asli kemudian diculik dan dibawa oleh 2 orang teroris lainnya untuk dibunuh. Namun di perjalanan mobil yang membawa presiden mengalami kecelakaan akibat menghindari seorang gadis kecil, Anna, yang pergi mencari ibunya. Disinilah semua tokoh dalam film ini bertemu, dan ini lah yang dimaksud dengan “Vantage Point”. Yaitu beberapa orang yang berbeda yang terlibat dalam satu situasi yang kemudian bertemu di satu titik.

Film ini menyajikan teka-teki menegangkan dan kejutan yang tak diduga. Aksi-aksi penembakan dan pengejaran juga membuat film ini tidak kalah menarik. Flashback dari setiap orang yang berbeda juga menambahkan rasa ingin tahu atas apa yang akan terjadi selanjutnya dan membuat penonton tidak mengantuk.

Film ini tidak banyak menampilkan sisi kota Salamanca. Hanya sedikit yang diperlihatkan, seperti sebuah pasar dan pemukiman Muslim. Secara keseluruhan film ini merupakan film yang sangat pintar dan menarik dan dapat membuat penontonnya selalu penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Wiana Ariztriani, XII Alam 2, SMAN 70 Jakarta

Sunday, September 11, 2011

3 Idiots

Siapa yang tidak mengenal Bollywood? Hollywood versi India ini tentunya sudah merilis banyak sekali film India. Salah satu film yang terkenal adalah Kuch Kuch Hota Hai. Film ini merupakan salah satu film yang paling sukses dirilis ke berbagai negeri. Selama beberapa tahun film ini tetap menjadi produk nomor satu di India. Sampai akhirnya muncullah film “3 Idiots” yang kemudian menjadi film Bollywood terlaris sepanjang sejarahnya.

Sesuai dengan judulnya, film yang disutradarai oleh Rajkumar Hirani ini menceritakan tentang 3 orang sahabat yang bersekolah di Imperial College of Engineering (ICE), universitas teknik nomor satu di India, yang dikepalai oleh Professor Viru Shahastrabuddhe ( Boman Irani ). Awal kisah dimulai dengan bertemunya Farhan Qureshi (R. Madhavan) dengan Raju Rastogi (Sharman Joshi) sebagai teman sekamar. Mereka kemudian bertemu dengan Rancchoddas Shamaldas Chancad (Aamir Khan), seorang murid baru yang sama seperti mereka namun berbeda.

Rancho adalah seorang pribadi yang berpikiran bebas, cerdas, dan gemar sekali dengan mesin. Berkali-kali ia dikeluarkan dari kelas karena ia dianggap mengganggu pelajaran, padahal ia hanya mencoba belajar dengan caranya. Namun demikian, ia selalu mencari kelas lain dan belajar kembali. Menurutnya, belajar bisa dilakukan dimana saja.

Rancho yang selalu dinilai pemberontak oleh Professor Viru, ternyata menjadi orang yang sukses dikemudian hari. Hal ini dikarenakan metode belajarnya yaitu, “Jangan menghafal buku, pahamilah isinya”.

Film dengan durasi kurang lebih 1,5 jam ini menampilkan aktor-aktor yang tidak kalah hebat dengan aktor-aktor Hollywood. Aamir Khan yang berusia lebih dari 30 tahun mampu menjalankan peran Rancho yang masih duduk di bangku kuliah, ditambah lagi dengan kekonyolan yang selalu dilakukannya. Tidak hanya itu ia juga dengan mantap memerankan adegan sedih dan marah.

Seperti layaknya film India lainnya, film ini juga menampilkan adegan menyanyi sambil menari a la India. Namun lagu-lagu yang dinyanyikan tidak terdengar seperti lagu India lainnya. Lagu ini terdengar lebih modern sehingga tidak membuat penonton merasa bosan atau men-skip adegan tersebut.

Selain cerita persahabatan, disisipkan juga cerita percintaan antara Rancho dengan anak Professor Viru, Pia, yang diperankan oleh Kareena Kapoor. Ada juga konflik keluarga yang dialami oleh Raju dan Farhan. Dapat disimpulkan bahwa film ini banyak sekali mengadaptasi masalah kehidupan sehari-hari yang dialami oleh banyak orang.

Film ini menampilkan keindahan alam India yang ada di daerah Ladakh. Hamparan pegunungan yang sangat luas direkam dengan sempurna dengan menggunakan full shot. Selain itu film ini juga menampilkan suasana perkotaan India, diambil di daerah Banglore dan Shimla.

Secara keseluruhan film ini terlihat sangat natural. Didukung oleh akting para aktor yang natural dan tidak dibuat-buat. Kemudian penulisan skenario dan jalan cerita yang terjadi sehari-hari dan bukan khayalan. Lalu juga pengemasan keseluruhan film dengan editing yang mantap, sehingga keindahan daerah-daerah pengambilan scene dapat diperlihatkan dengan sempurna dang menimbulkan kesan yang bagus.

Banyak sekali pesan moral yang dapat diambil dari film ini: kesetia kawanan yang tinggi, dimana seorang teman pasti akan melakukan apa saja untuk dapat membantu temannya. Film ini juga memberi pesan bahwa jangan melakukan sesuatu karena disuruh, tapi lakukanlah sesuatu karena kita mencintainya. Pesan moral lainnya adalah belajar tidak hanya disekolah, tetapi dimanapun, kapanpun, dan dengan cara apapun, tidak hanya lewat buku dan diajarkan oleh guru.

Wiana Ariztriani, XII Alam 2 SMAN 70, Jakarta